Kerinduan sang anak

Engkau sosok pahlawan sejatiku

Engkaulah yang menjadikan diri ini hadir di dunia ini

Siang malam engkau merawat dan menimang diriku

Tak ada satu kata pun keluhan yg pernah menghampiri mulutmu

Engkaulah sosok yang menyayangi anak-anakmu

Ibu………..

Rindu ini begitu membara untuk bertemu denganmu

Q merindukan sosokmu yang penuh kelembutan

Penuh cinta tuk buah hatimu

Apalah daya ruang dan waktu membatasi perjumpaan ini

Ibu…….

Suatu saat nanti aku kembali menghadap dirimu

Bersimpuh Mencium kakimu

Dan berkata aku kembali hanya untukmu

Sujudku tersungkur padamu…

 

 

                                                                                                                        Ichaa…

                                                                                                                        I love y full

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Kemarahan sang angin malam

 

Ketika bulan menampakan senyumanya

Saat itu juga angin malam mulai berkejar-kejaran bersama sahabtnya

Seakan akan menatap dan mengejek dengan sinis para penghuni bumi

Dia lari dan berlari dengan sengaja ditabraknya langit sehingga satu demi satu berguguran warna birunya

 

Ah…peduli dengan kerusakan yang daku perbuat

Penghuni jagad raya saja punya obsesi melululantahkan alam ini

Kata angin malam

 

Yang tinggal hanyalah langit kelam pada giliranya ia pun mengoyak juga oleh angin yang tak bosan-bosanya memainkan gasing didekatnya maka saat itu juga derasnya guyuran hujan berjatuhan dari tubuh sang langit yang membasahi celah-celah kehidupan

 

Sedari tadi bulan memandang kelakuan angin malam yang mulai gusar akan ulahnya

“Hei angin malam sahabatku,kalau bermain jangan terlalu kasar penghuni jagad raya ini tidak suka kehadiran banjir.awan itu hanya ingin membasahi sendi-sendi kehidupan jagad raya ini”.

 

Angin itu hanya berlalu tanpa ada rasa bersalah dan  bersiul kencang

Dihelanya awan pekat dari kiri ke kanan

Lengkaplah kegelapan pada malam itu dengan guyuran hujan yang tak ada hentinya

 

                                                                                           Oleh: sitti aisyah

Posted in Uncategorized | Leave a comment